Tulisan ini merupakan refleksi penulis, realitas yang terjadi pasca berlalunya ramadhan, mungkin ini juga terjadi pada anda, kalian bahkan kita semua (kalau anda merasa tidak, maka bersyukurlah).
Dear, Umat Muslim Yang
Tercinta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kuawali rajutan kata dengan desiran kerinduanku yang teramat,
setahun berlalu kita terpisah meninggalkan kenangan yang tak terlupa. Masih
penuh memoriku akan kebersamaan kita sebulan penuh. Semenjak kedatanganku,
kalian begitu ramah menyambutku, Aku senang banget. Kalian mengisi kebersamaan
kita dengan begitu apik, busana muslimpun menghiasi tubuh kalian, teramat keren
dalam pandangku. Ketika Adzan berkumandang, masjid-masjid mulai ramai,
kekhusyuan menyelimuti masjid. Sebulan penuh kebersamaan kita, kalian isi
dengan berbuat baik, saling tolong menolong, rajin beribadah, walaupun ada
diantara kalian yang sama sekali tidak menghormatiku. Walaupun begitu ku tetap
tabah menyertai kalian menggapai keridhaan Sang Khalik. Aku gembira, karena
hari-hariku bersama kalian sangat indah. Aku sangat merindukan suasana seperti
itu lagi.
Hari ini, kudatang lagi, mengharap kerinduanku terjawab.
Seperti biasa kedatanganku kalian sambut begitu meriahnya. Kegiatan-kegiatan
keagamaan kalian desain begitu apik untuk menyambutku dan juga mengisi
hari-hariku. Kuingin suasana setahun yang lalu kembali kurasakan, suasana yang
begitu islami. Walaupun begitu, diawal pertemuan kita ini, kembali kuingatkan
pesan :
Kehadiranku ini, bukan penyambutan meriah yang terlalu
berlebih-lebihan yang kuharapkan, namun komitmen untuk lebih baik yang sangat
kudambakan. Kuingin kehadiranku membawa arti dalam hidupmu.
Kuajak kau berpuasa, menahan lapar dan dahaga, itu semua
bukan untuk menambah bebanmu, namun membatu pengembangan kepribadianmu, menjadikanmu
sabar, tidak serakah akan nikmat dunia, dan juga membantumu turut merasakan
derita dan jeritan rakyat miskin yang sering merasakan kelaparan. Semua itu,
hanya untuk menyadarkanmu, bahwa hidup bukanlah sendiri, bukan Cuma keluarga
tapi juga masih banyak orang yang mungkin mengharapkan uluran bantuan kalian.
Kuingin dalam kebersamaan kita, ku bisa menjadikan dirimu
bekepribadian menarik, menjadikan kalian berharga dan begitu istimewa dimata
insan.
Kuharap kalian tidak mengisi hari-hari kebersamaan kita
dengan saling berprasangka buruk, saling fitnah, terlebih bersama dalam
kemunafikan.
Aku senang sekali jika kalian mengakhiri kebersamaan kita
dengan rasa syukur yang mendalam, saling mengasihi diantara sesama dan juga
sikap toleran diantara kalian yang semakin terpupuk.
Ingatlah bahwa ku sangat mencintai kalian, ku slalu hadir
menyertai kalian turun temurun menemani nenek moyang kalian, hingga anak cucu
dimasa depan. Ku janji takkan pernah berpaling, ku kan selalu setia karena
cintaku begitu suci walau sekalipun diantara kalian ada yang menghianatiku.
Aku selalu punya impian, disetiap akhir pertemuan kita,
kalian menjadi pribadi yang menarik. Ku sangat berharap kepergianku nanti
meninggalkan bekas yang mendalam di hati dan keseharianmu. Kuingin nanti setelah
ku pergi, kehadiranku menjadi priorotas utama kerinduan hatimu.
Tapi, ingat... Jangan pernah kau menghianatiku, Disaat
kebersamaan kita kau begitu baik dan ramah, tapi, ketika kita berpisah, kembali
kau seperti dulu, bahkan lebih buruk. Yang selalu ku pinta perpisahan kita
nanti membawa keberkahan, menjadikan kalian, insan yang sangat dicintai Allah.
Menjadikan pribadi unggul membawa kehidupan kalian begitu bahagia nantinya. Jr46
Yang slalu mencintaimu,
Ramadhan
Tags:
Sajak-Sajak Liar